Jasad
Rasanya akan basi jika membahas Jasad hanya dari
kacamata musik mereka. Itu karena musik yang mereka mainkan sudah tak
punya lagi celah untuk dikritisi. Waktu dan jam terbang telah mengantar
Jasad pada level musikalitas di atas rata-rata sehingga apa pun yang
mereka rilis sudah menjadi jaminan kualitas.
Jasad sekarang bukan hanya
dikenal sebagai band pengusung brutal death metal garda depan. Jasad adalah ikon suksesnya sebuah akulturasi antara budaya barat dan lokal. Merekalah yang meretas konvensi menyelipkan unsur budaya Sunda di antara kebrutalan dan kebisingan metal. Tak heran bila Jasad dianggap bukan hanya tonggak penting scene Bandung Underground. Jasad juga jadi tiang pancang sebuah dekonstruksi kecenderungan di mana memakai atribut budaya lokal adalah juga sebuah kebanggaan.
dikenal sebagai band pengusung brutal death metal garda depan. Jasad adalah ikon suksesnya sebuah akulturasi antara budaya barat dan lokal. Merekalah yang meretas konvensi menyelipkan unsur budaya Sunda di antara kebrutalan dan kebisingan metal. Tak heran bila Jasad dianggap bukan hanya tonggak penting scene Bandung Underground. Jasad juga jadi tiang pancang sebuah dekonstruksi kecenderungan di mana memakai atribut budaya lokal adalah juga sebuah kebanggaan.
Banyak literatur yang beredar di dunia maya menyebutkan Jasad
didirikan tahun 2000. Namun, Jasad sebenarnya sudah ada sejak 1990.
Formasi awal Jasad terdiri dari Yuli, Tito, dan Faried. Tahun 1992,
mereka mengalami pergantian personel setelah Faried keluar. Dengan
formasi kedua yang terdiri dari Yuli, Tito, Hendrik, dan Abut, mereka
merilis dua singel yang direkam secara live, yakni Life ‘n Die dan
Fuckin’ Education.
Line up Jasad kembali berubah pada 1994. Yayat, Yadi Behom, dan Dani
masuk menggantikan Hendrik, Tito, dan Abut. Praktis hanya Yuli
satu-satunya personel asli yang masih tersisa. Dengan line up Yadi Behom
(vokal), Yayat (gitar), Yuli (bas), dan Dani (drum), Jasad mengeluarkan
EP C’est La Vie yang dirilis Palapa Records. Mini album tersebut berisi
tiga lagu yakni Belenggu, Riuh, dan Technological Principal. Lagu yang
terakhir disebut tercantum dalam kompilasi paling bersejarah,
Independent Rebels yang dirilis tahun 1997.
Jasad ditinggalkan Yadi Behom pada 1998. Setahun kemudian giliran
Yayat yang cabut. Sebagai gantinya, Jasad menggamit Man dari Injected
Sufferaged dan Ferly dari Forgotten. Dengan formasi Man (vokal), Ferly
(gitar), Yuli (bas), Dani (drum), Jasad berkibar sebagai salah satu band
death metal paling berpengaruh di tanah air.
Sempat merilis EP Ripping the Pregnant, mereka akhirnya melakukan
pencapaian luar biasa saat mengeluarkan album bertajuk Witness Of
Perfect Torture pada 2001. Album ini dirilis Rottrevore Records dan
kemudian dirilis ulang Forever Underground.
Nama Jasad sendiri dicetuskan Yuli, sang basis. Yuli mengaku nama itu
ia dapat ketika suatu saat melihat seseorang mengenakan baju
bertuliskan Jasad. Nama itu kemudian ia jadikan band yang dibentuknya.
Line up Man, Ferly, Yuli, dan Papap, sanggup bertahan salama satu
dekade. Memasuki tahun 2011, Jasad melakukan pergantian personel di
posisi drum. Itu pun karena terpaksa setelah Papap mengalami kecelakaan
yang cukup parah. Jasad kemudian menggelar audisi.
Dulu ketika Yuli memilih nama Jasad karena alasan ingin memberi kesan
seram tapi tetap dalam bahasa Indonesia. Namun, sekarang mereka punya
makna sendiri untuk nama band mereka. “Bagi saya Jasad bisa berarti jang
sadayana atau jang sadunia,” seloroh Man.
Bahkan sejak 2008, Man mengartikan nama Jasad dengan akronim yang lebih edan yakni: Jarang Ada Satria Abadi di Sini’,” jelas Man
Apa pun, banyak parameter yang bisa dijadikan penanda bahwa Jasad
sangat layak ditahbiskan sebagai band deathmetal paling berpengaruh
untuk scene bawah tanah. Bukan hanya di Bandung, tapi juga tanah air.#artikel from: http://www.bandung-underground.com/band/j/jasad
No comments:
Post a Comment